Jumaat, 1 Mac 2013

Mencintai Madinah

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ
 
(صحيح البخاري)

                              


“Wahai Allah, jadikan kami mencintai Madinah, seperti kami mencintai Makkah atau lebih dari mencintai Makkahi.” ( Shahih Al Bukhari )
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha menyambungkan rantai keluhuran, kebahagian dan rahmat-Nya sepanjang waktu dan zaman, dengan putaran roda kehidupan yang terus berputar tiada berhenti, dan roda kehidupan itu terus bergulir dan mendekat kepada kematian, bergerak dari waktu kelahiran dan akan berhenti saat nafas yang terakhir dihembuskan, setiap putaran kehidupan itu melewati kenikmatan dan kesedihan, kesedihan adalah sebagai sarana untuk sabar, tabah dan bersyukur , sebagaimana dikatakan oleh sayyidina Umar bin Khatthab RA dalam kitab Al Adab Al Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari : Aku bersyukur atas musibah karena 3 hal, yang pertama karena musibah tidak datang pada aqidahku, padahal Allah Maha Mampu memberikan musibah itu namun Allah tidak memberikannya. Kedua, Allah subhanahu wata’ala mampu memberi musibah yang lebih besar namun Allah tidak memberikannya. Ketiga, Allah jadikan setiap musibah sebagai penghapus dosa. Jadi walaupun kita tidak senang dengan musibah ( tidak ada yang senang dengan musibah, semua manusia menginginkan kenikmatan), namun jika datang musibah hiburlah dengan mengingat bahwa Allah Maha Mampu memberi musibah yang lebih besar dari itu dan ingatlah bahwa musibah yang menimpamu sedang mengikis dosa-dosamu, yang mana jika dosa itu tidak terkikis maka dosa itu akan membawa musibah yang lebih besar di alam kubur dan di akhirat. Di saat kita dalam kenikmatan maka perbanyaklah untuk bersyukur karena dengan bersyukur akan bertambah kenikmatan yang lebih besar lagi, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
( إبراهيم : 7 )
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. ( QS. Ibrahim : 7 )
Kenikmatan begitu banyak diantaranya berupa kenikmatan melihat, mendengar, berbicara, dan lainnya dari segala bentuk kenikmatan, itulah bentuk anugerah Ilahi yang tidak pernah berhenti diberikan kepada hamba-hamba-Nya, kepada mereka yang baik, yang shalih, yang fasik, yang dzalim, dan yang jahat tanpa terkecuali, namun tentunya berbeda pandangan Allah terhadap hamba yang jahat dan yang baik . Berbeda di sisi Allah antara hamba yang melewati hidupnya hanya untuk makan dan minum saja atau hanya untuk hal keduniawian saja, dengan hamba yang melewati hidupnya dengan penuh kerinduan kepada Allah, hamba yang melewati hidupnya dengan indahnya majelis dzikir. Dan penuntun termulia dari kesemua kemuliaan adalah sayyidiana Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka kita fahami bahwa tempat yang paling dicintai sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Madinah Al Munawwarah. Tempat yang paling dimuliakan adalah Makkah Al Mukarramah namun tempat yang paling dicintai nabi Muhammad adalah Madinah Al Munawwarah, dalilnya adalah hadits yang tadi kita baca, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa :
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ
“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kecintaan kami terhadap Makkah atau lebih cinta lagi.”
Bahkan meminta leebih dari kecintaannya terhadap Makkah, maka hal ini menunjukkan bahwa cinta sangat diizinkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan dilantunkan dalam doa untuk mencintai Madinah Al Munawwarah lebih dari Makkah Al Mukarramah, meskipun Makkah adalah wilayah haram yang termulia namun yang tercinta adalah Madinah Al Munawwarah. Hal ini juga terbukti dari doa sayyidina Umar bin Khatthab RA dalam riwayat Shahih Al Bukhari :
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي الشَّهَادَةَ فِي بَلَدِ نَبِيِّكَ
” Wahai Allah berilah aku mati syahid negeri Nabi-MU “
Mengapa sayyidina Umar tidak meminta agar wafat di Makkah? karena sayyidina Umar ingin jasadnya berdampingan dengan jasad rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam demi cintanya kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Allah subhanahu wata’ala menjadikan medan Madinah Al Munawwarah sebagai tempat berkumpul para sahabat dalam perjuangan dakwah Islam, yang disaat itu meluas di Madinah hingga ke segala penjuru, sedangkan dakwah di Makkah tidak meluas, padahal Madinah tidak memiliki kelebihan dibandingkan Makkah yang termasuk kota para nabi dan rasul. Makkah adalah kota nabi Ibrahim, nabi Isma’il, dan lainnya, sedangkan Madinah tidak mempunyai sejarah para nabi, namun Madinah adalah kota para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Di saat penduduk Makkah membenci dan mengusir nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka wilayah-wilayah lainnya tidak mau menerima nabi Muhammad dan para pengikutnya untuk datang kepada mereka, karena jika mereka datang maka pasukan quraisy akan mneyerang mereka, namun kota Madinah membuka pintu seluas-luasnya untuk sayyidina Muhammad dan para pengikutnya. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, saat Fath Makkah ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke Makkah Al Mukarramah, maka orang-orang Madinah bersedih dan menangis, dan tersebar ucapan bahwa rasulullah telah pulang ke kampung halamannya, yaitu Makkah Al Mukarramah. Maka rasulullah dikabari oleh Jibril AS akan hal ini, lalu Rasulullah berkata :
كَلاَّ إِنِّي عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ هَاجَرْتُ إِلَى اللهِ وَإِلَيْكُمْ اَلْمَحْيَا مَحْيَاكُمْ وَالْمَمَاتُ مَمَاتُكُمْ
” Sungguh tidak, aku ini hamba Allah dan RasulNya, aku hijrah kepada Allah dan kepada kalian hidupku bersama kalian, dan wafatku bersama kalian “
Maka mereka pun memeluk nabi dan menangis karena haru dan gembira. Kampung halaman rasulullah bukanlah tempat kelahirannya, namun kampung halaman beliau adalah tempat para pecinta beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, semoga Jakarta menjadi kota pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, amin.
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sering melakukan ziarah di malam hari ke pemakaman Baqi’ yang berdekatan dengan Masjid An Nabawy. Diatara para sahabat yang dimakamkan disana adalah sayyidina Abbas bin Abdul Mutthalib Ra, sayyidatuna Fathimah Az Zahra’ Ra, dan para sahabat besar lainnya dan juga dimakamkan disana beberap syuhada’ Uhud.
Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika wafat beliau meninggalkan 120.000 sahabat. Dijelaskan oleh guru mulia kita Al Musnid Al Arif billah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh bahwa dari 120.000 sahabat rasulullah, hanya 10.000 sahabat yang dimakamkan di Madinah Al Munawwarah, maka kemana 110.000 sahabat yang lainnya?!. Mereka semua menyebar ke seluruh penjuru barat dan timur untuk menegakkan syiar “Laa ilaaha illallah Muhammadun Rasulullah”. Jelaslah bahwa perjuangan para hamba yang mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah ditentukan oleh Allah dengan tinta emas, mereka menjadi pahlawan di seluruh penjuru barat dan timur, kemana pun mereka pergi mereka menjadi pahlawan luhur karena mereka membawa risalah nabawiyah yang diajarkan oleh sang nabi dari Allah subhanahu wata’ala. Maka perbanyaklah doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau pun berdoa dengan doa ini :
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ
“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kecintaan kami terhadap Makkah atau lebih cinta lagi.”
Yang mana di Madinah Al Munawwarah terdapat makam rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tempat berjuangnya rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan tempat bersatunya kaum Muhajirin dan kaum Anshar, yang dakwah mereka meluas hingga ke wilayah-wilayah lainnya di berbagai penjuru, dan pusat dari perluasan dakwah itu adalah di Madinah Al Munawwarah.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Saya tidak berpanjang lebar dalam menyampaikan tausiah, dan saya menyampaikan salam dari guru mulia Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, kita bertemu di Dubai menuju Kairo, lalu saya meneruskan ke Jeddah dan beliau melanjutkan ke Maroko. Dan diantara wejangan yang banyak beliau sampaikan adalah agar kita semakin mempersatukan diri dalam perjuangan dakwah dan kedamaian karena negeri-negeri lain banyak yang dihantam dan berpecah belah karena kaum muslimin terpecah belah. Jadi kita selalu berusaha untuk menyatukan diri, meskipun berbeda pakaian, berbeda pendapat, berbeda partai misalnya , berbeda pekerjaan atau yang lainnya maka jangan sampai semua itu memecah belah persatuan ummat Islam. Kita berusah untuk menjadi penyatu dalam perpecahan ini dan berjuang dalam aktifitas kita masing-masing dengan pekerjaannya, sekolahnya dan lainnya, sedikit demi sedikit kita membenahi umat ini karena dalam waktu dekat atau lambat Indonesia akan menjadi negeri kebanggaan muslimin di seluruh dunia. Dan diantara yang disampaikan beliau adalah bahwa beliau tidak bisa datang ke Indonesia kecuali 1 tahun sekali saja. Jadi Multaqa Ulama’ di bulan Rajab , mungkin wakil beliau yang akan datang. Dan ketika itu saya sempat memperlihatkan trailer Maulid nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di Monas bersama para ulama’ dan bapak presiden dan para menteri, melebihi 2 juta muslimin muslimat yang datang dari segala penjuru, dan kebetulan trailer itu ada di handphone disaat beliau me)lihat trailer itu beliau mengucapkan : “Laa ilaaha illallah, Ad Dzikr ‘azhiim, Ad Dzikr ‘azhim, Ad Dzikr ‘Azhim ( sungguh dzikir itu agung”, namun bukan berarti tidak perlu beraktifitas, tidak perlu bekerja atau sekolah dan lainnya, namun kita tetap dalam aktifitas kita masing-masing dan tidak lupa berdzikir untuk mempertenang hati dan hati tidak akan tenang jika permasalahan tidak selesai, berarti dzikir itu menyelesaikan masalah kita karena dengan dzikir tenanglah hati kita. Dan diantara hal yang disampaikan oleh beliau adalah tugas yang diberikan kepada saya dan teman-teman seperjuangan untuk lebih giat lagi agar mempercepat munculnya kedamaian di wilayah dan bangsa kita. Beberapa hari yang lalu kita mendengar musibah yang menimpa negeri yang paling maju dalam bidang elektronik, dimana musibah itu menghabiskan 50 kota, dan setelah kejadian ini secara logika alat-alat elektronik akan merosot, maka pasaran produk dari Indonesia dan negeri-negeri berkembang yang terhambat atau terinjak selama ini akan mulai meningkat. Matahari kemakmuran akan segera muncul insyaallah. Kita berdoa dan bermunajat kepada Allah subhanahu wata’ala semoga mempercepat kemakmuran di wilayah kita dan mengabulkan seluruh hajat kita, dan menghapus dosa-dosa kita, Ya Allah jangan sisakan seluruh wajah ini kecuali Kau pastikan semua kami wafat dalam Husnul Khatimah, jika akan datang kepada kami musibah maka singkirkan seluruhnya...

Rabu, 27 Februari 2013

~Suburkan Cintaku~


Suburkan Cintaku...

Ya Allah, dengan izinMu
Telah banyak yang aku lalui
Hingga pernah resah jiwa ini
Hingga pernah gelisah hati ini
Cinta dunia pernah merantai hati
Walau tidak pernah kuzahiri
Dalam sederap langkah perjalanan hidupku...

Jika dulu telah Engkau izinkan
Aku merasai kehangatan kasih dalam alpa
Jika dulu Engkau benarkan
Aku menikmati rindu adam kepada hawa
Jika dulu Engkau biarkan
Aku di dalam bahagia yang sementara
Cukuplah wahai tuhanku…

Kerana di sebalik semua itu
Aku pernah kehilangan cintaMu
Pernah gersang jiwaku
Pernah tandus imanku…
Derita itu merobek ketenanganku
Hatiku yang telah retak semakin retak
Solatku tiada lagi khusyuknya
Rukukku tiada lagi ikhlasnya
Sujudku bersama fikiran yang melayang entah ke mana
Tahajjudku sudah tiada serinya
Munajatku sudah hilang air matanya
Imanku longlai untuk berkata-kata…

Dan Ya Allah
Setelah semua itu aku lalui
Dengan penuh susah, jerih dan payah
Kugagahi jua langkah lemah ini
Berbekal harapan yang tidak pernah mati
Akhirnya kutemui cintaMu yang hakiki
Manisnya kurasai
Bahagia dan ketenangan abadi…

Bersama setiap sedutan nafas
Beriramalah tasbih, tahmid dan takbir
Hati ini bahagia dengan mengingatiMu
Hati ini derita bila melupaiMu
Engkaulah Kekasih dan cinta hatiku
Sekalipun tidak
Aku berasa kecewa kerana dikecewakan
Bahkan hati yang retak kembali pulih
Hati yang merana kembali damai
Hati yang sirna kembali menyinar…

Syukurku padaMu tuhan…
Atas segala kurniaan
Nikmat rasa cinta yang cuma sedikit padaMu ini,
Jangan Engkau lenyapkan,
Jangan Engkau kuburkan
Tapi, suburkanlah cintaku padaMu tuhan…
Biarkan hati ini
Terus mengharap, berpaut dan bergantung padaMu
Kurniakan kepadaku
Sekeping hati yang kuat
Agar ia terus hidup di dalam cahayaMu
Selamanya…


#Muhasabah setelah pulang dari Al-Haramain#
>TErAmAt RinDuuu pada AL_HAramAiN<

Jumaat, 1 Februari 2013

‎"AKU HANYA INGIN PASANGAN YANG SEDERHANA"


‎"AKU HANYA INGIN PASANGAN YANG SEDERHANA"

Aku hanyalah wanita biasa.
Aku bukanlah wanita berparas cantik jelita.
Aku juga bukanlah wanita yang punya segalanya.

Aku hanyalah seorang wanita yang ingin pasangan sederhana.
Aku tidak ingin menilai setampan apa rupanya.
Aku tidak ingin menilai sebanyak apa hartanya.
Aku tidak ingin menilai setinggi apa kedudukannya.

Pasangan yang berlandaskan ketakwaan-NYA.
Pasangan yang mengharapkan Surga-NYA.
Pasangan yang akan membawa keberkahan dan keridhaan-Nya.
Aku berharap kelak di sebuah perbatasan waktu.
Aku dipertemukan dengan pasangan pilihan-Nya.

Seseorang yang hatinya terpaut kepada-Nya.
Seseorang yang mengikuti sunnah Rasul-Nya.
Seseorang yang berpedoman pada Kitab-Nya.
Seseorang yang akan ikhlas menerima segala kekuranganku.

Yang akan mampu membimbing hidupku.
Yang akan mampu mengisi dan melengkapi hari-hariku.
Yang akan menahkodai bahtera rumah tanggaku.
Yang mencintaiku tanpa menuntut kesempurnaan dariku.

Aku ingin menyayanginya secara sederhana.
Aku harap dia juga menyayangiku secara sederhana.
Sesederhana aku dalam mencintainya.
Biarlah saat ini aku menyemai cinta bersama-Nya.
Menyemai kerinduan akan wajah-Nya.
Sebelum aku dipertemukan dengannya.

Aku bermimpi untuk membangun Istana Indah.
Walaupun istana itu hanyalah pondok kecil yang terbuat dari bambu.
Berpagarkan ketulusan cinta dan kasih sayang.
Akan kujadikan pondokku sebagai Surga bagi Suami dan anakku.

Hanya satu keinginanku.
Yaitu ingin menjadi seorang Isteri Sholehah

Alhamdulillah I Am Muslim
"AKU HANYA INGIN PASANGAN YANG SEDERHANA"

Aku hanyalah wanita biasa.
Aku bukanlah wanita berparas cantik jelita.
Aku juga bukanlah wanita yang punya segalanya.

Aku hanyalah seorang wanita yang ingin pasangan sederhana.
Aku tidak ingin menilai setampan apa rupanya.
Aku tidak ingin menilai sebanyak apa hartanya.
Aku tidak ingin menilai setinggi apa kedudukannya.

Pasangan yang berlandaskan ketakwaan-NYA.
Pasangan yang mengharapkan Surga-NYA.
Pasangan yang akan membawa keberkahan dan keridhaan-Nya.
Aku berharap kelak di sebuah perbatasan waktu.
Aku dipertemukan dengan pasangan pilihan-Nya.

Seseorang yang hatinya terpaut kepada-Nya.
Seseorang yang mengikuti sunnah Rasul-Nya.
Seseorang yang berpedoman pada Kitab-Nya.
Seseorang yang akan ikhlas menerima segala kekuranganku.

Yang akan mampu membimbing hidupku.
Yang akan mampu mengisi dan melengkapi hari-hariku.
Yang akan menahkodai bahtera rumah tanggaku.
Yang mencintaiku tanpa menuntut kesempurnaan dariku.

Aku ingin menyayanginya secara sederhana.
Aku harap dia juga menyayangiku secara sederhana.
Sesederhana aku dalam mencintainya.
Biarlah saat ini aku menyemai cinta bersama-Nya.
Menyemai kerinduan akan wajah-Nya.
Sebelum aku dipertemukan dengannya.

Aku bermimpi untuk membangun Istana Indah.
Walaupun istana itu hanyalah pondok kecil yang terbuat dari bambu.
Berpagarkan ketulusan cinta dan kasih sayang.
Akan kujadikan pondokku sebagai Surga bagi Suami dan anakku.

Hanya satu keinginanku.
Yaitu ingin menjadi seorang Isteri Sholehah

@[355090501248264:274:Alhamdulillah I Am Muslim]

Selasa, 9 Oktober 2012

BENTENG PERTAHANAN DIRI, KELUARGA DAN HARTA BENDA


Ada lima jenis benteng pertahanan diri, keluarga dan harta benda yang boleh diamalkan seperti berikut;

i.                  Al-Muawwizat
ii.                Ayatul Kursi
iii.             Ayat 1 hingga 9 Surah Yaasin
iv.             Ayat Berkubu
v.               Ayat Penggerak


1.0  AL-MUAWWIZAT (PELINDUNG-PELINDUNG)


BACAAN


            Al-Muawwizat iaitu;
1. Surah Al-Ikhlas
2. Surah Al-Falaq
3. Surah An-Naas

 

CARA


1.   Lunjurkan kaki ke arah Qiblat
2.   Mengangkat dua tangan seperti berdoa
3.   Baca ayat-ayat Muawwizat sehingga selesai (tidak termasuk membaca Surah Al-Fatihah)
4.   Tarik nafas kemudian tiup pada tapak tangan sehingga habis nafas
5.   Tarik sikit nafas kemudian tahan nafas sambil menyapu tapak tangan keseluruh anggota badan yang boleh dicapai kecuali anggota sulit.
6.   Lakukan sekali sebelum tidur & selepas solat subuh setiap hari


2.0  AYATUL KURSI


BACAAN


       
        Terjemahan;
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.  Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
(Surah Al-Baqarah ayat  255)


CARA


1.    Baca Ayatul Kursi dengan 9 wakaf
2.    Untuk melindungi diri sendiri: selepas baca ayatul kursi tiup disekeliling mengikut pergerakan tawaf kaabah, dengan niat melindung diri.
3.    Untuk melindungi rumah: baca ayatul kursi sambil berjalan mengelilingi rumah (mengikut pergerakan seperti tawaf kaabah). Berjalan sama ada didalam atau diluar rumah.


3.0 AYAT  1 HINGGA 9 DALAM SURAH YAASIN


BACAAN

       
 
        Terjemahan:
(1) Yaa Siin. (2) Demi Al Qur'an yang penuh hikmah, (3) sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, (4) (yang berada) di atas jalan yang lurus, (5) (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, (6) agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.(7) Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman. (8) Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah. (9) Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.
           

CARA


1.   Untuk memegar diri, keluarga dan harta benda
2.   Berdiri disatu penjuru rumah (katakan dihadapan rumah sebelah kanan) sambil menghadap penjuru rumah satu lagi iaitu dikiri rumah. Baca surah Al-fatihah diikuti Surah Yaasin ayat 1~9. Sambil baca, sambil berjalan menuju kepenjuru rumah satu lagi. (Ikut arah Tawaf Kaabah). Baca kombinasi ini di setiap penjuru iaitu sampai bertemu penjuru yang mula-mula. Jumlahnya 4 kali. Akhir sekali baca kombinasi ini sambil mengisyarat mendinding keseluruhan bumbung rumah.


4.0 AYAT BERKUBU


BACAAN



Aku berlindung dengan Allah daripada syaitan yang direjam. Aku berkubu dengan kubu Tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah dan nabi Muhamad RasululLah.

CARA


1.   Berdiri menghadap kiblat (ke arah barat). Baca ayat ini kemudian tiup sehingga habis nafas ke hadapan sambil menoleh kanan ke kiri.
2.   Pusing ke arah kiri (sekarang berdiri ke arah selatan), Baca ayat ini kemudian tiup sehingga habis nafas ke hadapan sambil menoleh kanan ke kiri.
3.   Lakukan perkara yang sama untuk arah timur dan utara
4.   Berpaling semula ke arah kiblat, baca lagi kemudian tiup kebawah sehingga habis nafas. Baca lagi kemudian tiup kearah atas sehingga habis nafas
5.   Akhir sekali (bacaan yang ke-7), baca ayat ini kemudian tarik nafas dan tahan nafas seberapa lama yang boleh kemudian hembus.

5.0  AYAT PENGERAK


BACAAN



Dengan nama Allah, yang tidak memberikan mudarat sesuatu dibumi juga dilangit dan Dia maha mendengar lagi maha mengetahui.

CARA


1.   Bila hendak pergi kesesuatu tempat yang berisiko atau merbahaya, atau bermusafir atau balik kampung atau hendak membuat sesuatu perkerjaan yang berisiko atau pulang kerumah daripada melakukan sesuatu perkerjaan yang berisiko, maka baca ayat ini tujuh kali.
2.   Jika bacaan tersekat-sekat atau ada gangguan ketika membaca ayat ini, berehat dahulu. Setelah berehat baca lagi sehingga tujuh kali bacaan lancar baru teruskan perjalanan atau perkerjaan tersebut.

Jumaat, 18 Mei 2012

Ukhwah & Tarbiyah



Maafkan saya kak, saya dah tak mampu nak join  kawan-kawan lain, ikut program lagi. Saya nak…’ Alya mengeluh panjang dan berat, sambil menahan gejolak hatinya yang kencang. Berat sekali untuk meneruskan kata-kata yang hendak ia ucapkan buat murabbinya. Tapi di waktu lain, dia benar-benar merasakan dia tak mampu untuk bersama-sama dengan jemaah dakwah yang ia sertai selama ini.

Fikiran Alya menerawang jauh mengenangkan detik-detik awal dia memasuki dunia dakwah. Alya akui bahawa tarbiyahnya yang selama ini dia ikuti memberi impak yang sangat besar kepada pembentukan peribadinya. Dia mampu mengenakan busana muslimah secara sempurna kerana tarbiyahnya dan dia juga temukan keindahan ukhuwah dengan tarbiyah, bahkan dia mampu ‘bekerja’ sekarang kerana tarbiyah.

Tapi saat ini, keindahan ukhuwah yang dulu pernah dia rasakan terasa begitu hambar. Kemesraan dan kecintaan yang dibina bersama teman-teman sehalaqah sudah mula memudar. Alya merasakan teman-temannya terlalu cepat berjalan dan dia tertinggal jauh. Mereka begitu sibuk dengan amanah dakwah masing-masing, sementara pada waktu yang sama dia berasa tenggelam, malas dan letih dengan semua itu. Dia pun tak tau mengapa. Dia ingin teman-temannya mengerti kelemahan jiwanya dan membantunya keluar daripada jeratan-jeratan maksiat yang menjadi asbab kepada kemunduran semangatnya.

Namun ketika mahu dia luahkan pada mereka, dia lantas berasa sangat malu. Teman-temannya asyik membincangkan masalah dakwah bersama murabbinya sehingga Alya tak sampai untuk mengucapkannya.

‘ Ala .. masalah kecik je, diorang mesti rasa buang masa je untuk cerita’ Begitu fikirnya. Akhirnya dia tenggelam keseorangan menelan permasalahannya sehinggalah dia mencari teman-teman di luar komuniti dakwahnya untuk sekadar melabuhkan masalah di hati.

Fenomena di atas bukanlah sesuautu yang  mustahil dalam putaran dakwah. Jatuh bangunnya aktivis dakwah dalam meniti jalan ini, fenomena futurnya iman serta berguguran jundi-jundi dakwah adalah biasa dalam perjuangan ini. Itu adalah sunnatullah. ‘Imanu Yazid way an quz- Iman itu naik dan turun’.

Akan tetapi yang patut disesalkan adalah ketika berjatuhannya aktivis dakwah ini bukan kerana mereka tidak mahu bangun dan kembali bersama dakwah, tetapi kerana orang-orang yang disekelilingnya tidak mahu membantunya bangkit semula bahkan tidak peduli sama sekali kalau saudaranya sedang terjatuh. Inilah yang patut direnungi bersama.

Kisah Alya adalah satu contoh. Kadang-kadang seorang murabbi itu merasakan bahawa anak-anak buahnya sangat bagus sekali, mendengar pengisian dengan teliti dan bersemangat, mencatat nota dengan rapi, kemudian pulang ke rumah masing-masing dengan aman. Tiada masalah. Padahal di sebalik penampilan yang bagus di hadapan murabbinya, ada jurang kemaksiatan yang dilakukan tanpa pengetahunnya. Anak buah seterusnya mahu mengundur diri dan merasa diri tidak standing dengan teman-teman halaqahnya.


Kuncinya adalah berterus-terang

Mutu sesebuah halaqah itu sangat bergantung kuat pada kualiti dialog yang dibina di dalam halaqah itu. Tidak mungkin dialog-dialog itu mampu berlaku dengan bestnya  jika tidak adanya keterbukaan pada jiwa individu(afrod) yang ada didalam halaqah tersebut. Keterbukaan di sini adalah berterus terang dalam menyampaikan segala permasalahan walaupun sekecil manapun masalah itu. Jangan memandang enteng sesuatu masalah itu jika itu memang memerlukan penyelesaian.

Bagi seorang murabbi tidak sebolehnya terlalu mempercayai bahawa ia telah memberikan banyak bahan dan terlalu yakin bahawa mad’unya telah menjadi kader-kader yang tidak mungkin jatuh tatkala ketika tersadung batu ujian.

Lihat sahaja kisah terbukaan Kaab bin Malik di perang Tabuk pada Rasulullah. Panglima besar Islam itu tidak mahu berperang hanya kerana malas! Namun dia bersimpuh di hadapan Rasulullah sambil berkata, ‘wahai Rasulullah, andai aku berhadapan dengan selain engkau, aku yakin aku dapat mencari alasan, namun aku khuatir Allah akan membuatmu marah padaku dengan mengungkapkan kedustaan itu melalui wahyu…”

Apa yang ditonjolkan Kaab sudah cukup menjadi renungan kite semua akan erti keterbukaan, berterus terang dan kejujuran. Di sanalah kuncinya.Ketika seorang mad’u berterus terang akan kesalahannya, makan akan legalah hati, walaupun mungkin ianya memalukan. Di saat itulah motivasi rohani dari murabbi dan nasihat teman-teman harus segera diberikan untuk mengupgradekan langkah-langkah yang sudah tertinggal.


Eratkan kembali ukhuwah

Satu lagi perkara yang berperanan besar dalam menjaga stamina ruhiyah seorang afrod (individu) dalam tarbiyah adalah ukhuwah. Kadang-kadang kerana kesibukan yang mencengkam, hak-hak ukhuwah yang seharusnya kita berikan kepada saudara kita menjadi terabai. Maka wajarlah bila kita rasakan sewaktu berprogram, pertemuan rutin menjadi kering tanpa makna. Kosong. Perkara sebegini haruslah diatasi. Sesibuk manapun aktiviti kita, hak-hak ukhuwah harus tetap kita berikan. Berwajah cerah ketika bertemu, saling berziarah sehingga kita tahu keadaan keluarganya, masalah yang sedang dihadapinya serta keadaan imannya. Cari masa untuk bermalam bersamanya agar dapat bertukar cerita sehingga kita boleh berempati ( empathy ) terhadap permasalahan saudara kita. Saling nasihat menasihati  baik diminta ataupun tidak, saling bertukar-tukar hadiah dan saling mendoakan doa rabithah. Andai kesemua hak-hak ukhuwah tersebut kita tunaikan, akan menjadi tipislah kemungkinan untuk bergugurannya sahabat-sahabat kita di jalan dakwah, insyaAllah.

Akhirnya saudaraku, tarbiyah itu unik. Di situ bukan sahaja sekadar perpindahan( transfer) ilmu dan bahan, tetapi adalah proses bagi setiap individu di dalamnya untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Dan lebih dari itu, langkah-langkah ke arah menjadi lebih baik itulah yang menjadikan kita mengerti akan hakikat hidup berjemaah. Tarbiyah bukanlah segalan-galanya, namun segalanya-galanya bermula dari tarbiyah.

Wasiat Nabi Untuk Wanita

Saidatina Aisyah r.a. meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda , “Hai Aisyah, aku berwasiat kepada engkau. Hendaklah engkau sentiasa mengingati wasiatku ini. Sesungguhnya engkau akan sentiasa di dalam kebajikan selama engkau mengingati wasiatku ini.”
Intisari wasiat Rasulullah s.a.w. tersebut dirumuskan seperti berikut. Hai Aisyah, peliharalah diri engkau. Ketahuilah bahawa sebahagaian besar daripada kaum engkau (kaum wanita) adalah menjadi kayu api di dalam neraka. Antara sebab-sebabnya ialah kerana mereka itu:
Tidak dapat menahan sabar dalam menghadapai kesakitan (kesusahan). Apabila dibalakan, mereka tidak bersabar.
Tidak memuji Allah s.w.t. di atas kemurahan Nya (mensyukuri nikmat), atau dalam erti kata lain mengkufuri nikmat.
Membanyakkan kata-kata yang sia-sia. Wahai Aisyah, ketahuilah bahawa:
  1. Wanita yang menidak-nidakkan kebajikan (kebaikan) yang diberikan oleh suaminya akan digugurkan oleh Allah Taala akan amalannya.
  2. Wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya, maka pada hari kiamat, Allah menjadikan lidahnya 70 hasta dan dibelitkan di tengkuknya.
  3. Isteri yang memandang jahat (menuduh atau menaruh sangkaan buruk terhadap suaminya), Allah akan menghapuskan muka dan tubuhya pada hari kiamat.
  4. Isteri yang tidak memenuhi kemahuan suaminya (yang halal/harus) di tempat tidur atau menyusahkan urusan ini atau mengkhianati suaminya, akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dengan muka yang hitam, matanya kelabu, ubun-ubunnya terikat kepada dua kakinya di dalam neraka.
  5. Wanita yang mengerjakan sembahyang dan berdoa untuk dirinya tetapi tidak untuk suaminya, akan dipukul mukanya dengan sembahyangnya.
  6. Wanita yang dikenakan bala ke atasnya lalu dia menampar-nampar mukanya atau mencarik-carikkan pakaiannya, dia akan dimasukkan ke dalam neraka bersama dengan isteri Nabi Nuh dan isteri Nabi Luth dan tiada harapan mendapat kebajikan syafaat dari sesiapa pun.
  7. Wanita yang berzina akan diderakan dia di hadapan segala makhluk di hadapan neraka pada hari kiamat dan tiap-tiap perbuatan zina dengan 80 cemeti daripada api.
  8. Isteri yang mengandung itu adalah baginya pahala seperti berpuasa pada siang harinya dan mengerjakan qiamullail pada malamnya serta pahala berjuang fisabilillah.
  9. Isteri yang bersalin, bagi tiap-tiap kesakitan yang dideritainya diganjari pahala memerdekakan seorang sahaya. Demikian juga pahalanya setiap kali menyusukan anaknya.
  10. Wanita apabila bersuami dan bersabar daripada menyakiti suaminya, maka samalah dengan titik-titik darah dalam perjuangan fisabilillah. Dialah antara wanita-wanita yang qanitat (banyak  beribadat kepada Allah s.w.t.)
Semoga Allah beri kekuatan kepada kita untuk mengamalkan kebaikan dan meninggalkan kejahatan. Insyaallah..
bm3