قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ
(صحيح البخاري)
“Wahai Allah, jadikan kami mencintai Madinah, seperti kami mencintai
Makkah atau lebih dari mencintai Makkahi.” ( Shahih Al Bukhari )
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ
اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ
اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا
لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا
الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي
الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ
بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ
وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur,
Yang Maha menyambungkan rantai keluhuran, kebahagian dan rahmat-Nya
sepanjang waktu dan zaman, dengan putaran roda kehidupan yang terus
berputar tiada berhenti, dan roda kehidupan itu terus bergulir dan
mendekat kepada kematian, bergerak dari waktu kelahiran dan akan
berhenti saat nafas yang terakhir dihembuskan, setiap putaran kehidupan
itu melewati kenikmatan dan kesedihan, kesedihan adalah sebagai sarana
untuk sabar, tabah dan bersyukur , sebagaimana dikatakan oleh sayyidina
Umar bin Khatthab RA dalam kitab Al Adab Al Mufrad oleh Al Imam Al
Bukhari : Aku bersyukur atas musibah karena 3 hal, yang pertama karena
musibah tidak datang pada aqidahku, padahal Allah Maha Mampu memberikan
musibah itu namun Allah tidak memberikannya. Kedua, Allah subhanahu
wata’ala mampu memberi musibah yang lebih besar namun Allah tidak
memberikannya. Ketiga, Allah jadikan setiap musibah sebagai penghapus
dosa. Jadi walaupun kita tidak senang dengan musibah ( tidak ada yang
senang dengan musibah, semua manusia menginginkan kenikmatan), namun
jika datang musibah hiburlah dengan mengingat bahwa Allah Maha Mampu
memberi musibah yang lebih besar dari itu dan ingatlah bahwa musibah
yang menimpamu sedang mengikis dosa-dosamu, yang mana jika dosa itu
tidak terkikis maka dosa itu akan membawa musibah yang lebih besar di
alam kubur dan di akhirat. Di saat kita dalam kenikmatan maka
perbanyaklah untuk bersyukur karena dengan bersyukur akan bertambah
kenikmatan yang lebih besar lagi, sebagaimana firman Allah subhanahu
wata’ala :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
( إبراهيم : 7 )
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (
QS. Ibrahim : 7 )
Kenikmatan begitu banyak diantaranya berupa kenikmatan melihat,
mendengar, berbicara, dan lainnya dari segala bentuk kenikmatan, itulah
bentuk anugerah Ilahi yang tidak pernah berhenti diberikan kepada
hamba-hamba-Nya, kepada mereka yang baik, yang shalih, yang fasik, yang
dzalim, dan yang jahat tanpa terkecuali, namun tentunya berbeda
pandangan Allah terhadap hamba yang jahat dan yang baik . Berbeda di
sisi Allah antara hamba yang melewati hidupnya hanya untuk makan dan
minum saja atau hanya untuk hal keduniawian saja, dengan hamba yang
melewati hidupnya dengan penuh kerinduan kepada Allah, hamba yang
melewati hidupnya dengan indahnya majelis dzikir. Dan penuntun termulia
dari kesemua kemuliaan adalah sayyidiana Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam. Maka kita fahami bahwa tempat yang paling dicintai sayyidina
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Madinah Al Munawwarah.
Tempat yang paling dimuliakan adalah Makkah Al Mukarramah namun tempat
yang paling dicintai nabi Muhammad adalah Madinah Al Munawwarah,
dalilnya adalah hadits yang tadi kita baca, beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam berdoa :
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ
“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kecintaan kami terhadap Makkah atau lebih cinta lagi.”
Bahkan meminta leebih dari kecintaannya terhadap Makkah, maka hal ini
menunjukkan bahwa cinta sangat diizinkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bahkan dilantunkan dalam doa untuk mencintai Madinah Al
Munawwarah lebih dari Makkah Al Mukarramah, meskipun Makkah adalah
wilayah haram yang termulia namun yang tercinta adalah Madinah Al
Munawwarah. Hal ini juga terbukti dari doa sayyidina Umar bin Khatthab
RA dalam riwayat Shahih Al Bukhari :
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي الشَّهَادَةَ فِي بَلَدِ نَبِيِّكَ
” Wahai Allah berilah aku mati syahid negeri Nabi-MU “
Mengapa sayyidina Umar tidak meminta agar wafat di Makkah? karena
sayyidina Umar ingin jasadnya berdampingan dengan jasad rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam demi cintanya kepada beliau shallallahu
‘alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Allah subhanahu wata’ala menjadikan medan Madinah Al Munawwarah sebagai
tempat berkumpul para sahabat dalam perjuangan dakwah Islam, yang disaat
itu meluas di Madinah hingga ke segala penjuru, sedangkan dakwah di
Makkah tidak meluas, padahal Madinah tidak memiliki kelebihan
dibandingkan Makkah yang termasuk kota para nabi dan rasul. Makkah
adalah kota nabi Ibrahim, nabi Isma’il, dan lainnya, sedangkan Madinah
tidak mempunyai sejarah para nabi, namun Madinah adalah kota para
pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Di saat
penduduk Makkah membenci dan mengusir nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, maka wilayah-wilayah lainnya tidak mau menerima nabi Muhammad
dan para pengikutnya untuk datang kepada mereka, karena jika mereka
datang maka pasukan quraisy akan mneyerang mereka, namun kota Madinah
membuka pintu seluas-luasnya untuk sayyidina Muhammad dan para
pengikutnya. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, saat Fath Makkah ketika
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke Makkah Al Mukarramah,
maka orang-orang Madinah bersedih dan menangis, dan tersebar ucapan
bahwa rasulullah telah pulang ke kampung halamannya, yaitu Makkah Al
Mukarramah. Maka rasulullah dikabari oleh Jibril AS akan hal ini, lalu
Rasulullah berkata :
كَلاَّ إِنِّي عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ هَاجَرْتُ إِلَى اللهِ وَإِلَيْكُمْ اَلْمَحْيَا مَحْيَاكُمْ وَالْمَمَاتُ مَمَاتُكُمْ
” Sungguh tidak, aku ini hamba Allah dan RasulNya, aku hijrah kepada
Allah dan kepada kalian hidupku bersama kalian, dan wafatku bersama
kalian “
Maka mereka pun memeluk nabi dan menangis karena haru dan gembira.
Kampung halaman rasulullah bukanlah tempat kelahirannya, namun kampung
halaman beliau adalah tempat para pecinta beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam, semoga Jakarta menjadi kota pecinta sayyidina Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, amin.
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam sering melakukan ziarah di malam hari ke pemakaman
Baqi’ yang berdekatan dengan Masjid An Nabawy. Diatara para sahabat yang
dimakamkan disana adalah sayyidina Abbas bin Abdul Mutthalib Ra,
sayyidatuna Fathimah Az Zahra’ Ra, dan para sahabat besar lainnya dan
juga dimakamkan disana beberap syuhada’ Uhud.
Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam ketika wafat beliau meninggalkan 120.000 sahabat. Dijelaskan
oleh guru mulia kita Al Musnid Al Arif billah Al Habib Umar bin Muhammad
bin Salim bin Hafizh bahwa dari 120.000 sahabat rasulullah, hanya
10.000 sahabat yang dimakamkan di Madinah Al Munawwarah, maka kemana
110.000 sahabat yang lainnya?!. Mereka semua menyebar ke seluruh penjuru
barat dan timur untuk menegakkan syiar “Laa ilaaha illallah Muhammadun
Rasulullah”. Jelaslah bahwa perjuangan para hamba yang mencintai
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah ditentukan oleh Allah
dengan tinta emas, mereka menjadi pahlawan di seluruh penjuru barat dan
timur, kemana pun mereka pergi mereka menjadi pahlawan luhur karena
mereka membawa risalah nabawiyah yang diajarkan oleh sang nabi dari
Allah subhanahu wata’ala. Maka perbanyaklah doa yang telah diajarkan
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau pun berdoa
dengan doa ini :
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ
“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kecintaan kami terhadap Makkah atau lebih cinta lagi.”
Yang mana di Madinah Al Munawwarah terdapat makam rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tempat berjuangnya rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam dan tempat bersatunya kaum Muhajirin dan
kaum Anshar, yang dakwah mereka meluas hingga ke wilayah-wilayah lainnya
di berbagai penjuru, dan pusat dari perluasan dakwah itu adalah di
Madinah Al Munawwarah.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Saya tidak berpanjang lebar dalam menyampaikan tausiah, dan saya
menyampaikan salam dari guru mulia Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar
bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, kita bertemu di Dubai menuju Kairo,
lalu saya meneruskan ke Jeddah dan beliau melanjutkan ke Maroko. Dan
diantara wejangan yang banyak beliau sampaikan adalah agar kita semakin
mempersatukan diri dalam perjuangan dakwah dan kedamaian karena
negeri-negeri lain banyak yang dihantam dan berpecah belah karena kaum
muslimin terpecah belah. Jadi kita selalu berusaha untuk menyatukan
diri, meskipun berbeda pakaian, berbeda pendapat, berbeda partai
misalnya , berbeda pekerjaan atau yang lainnya maka jangan sampai semua
itu memecah belah persatuan ummat Islam. Kita berusah untuk menjadi
penyatu dalam perpecahan ini dan berjuang dalam aktifitas kita
masing-masing dengan pekerjaannya, sekolahnya dan lainnya, sedikit demi
sedikit kita membenahi umat ini karena dalam waktu dekat atau lambat
Indonesia akan menjadi negeri kebanggaan muslimin di seluruh dunia. Dan
diantara yang disampaikan beliau adalah bahwa beliau tidak bisa datang
ke Indonesia kecuali 1 tahun sekali saja. Jadi Multaqa Ulama’ di bulan
Rajab , mungkin wakil beliau yang akan datang. Dan ketika itu saya
sempat memperlihatkan trailer Maulid nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam di Monas bersama para ulama’ dan bapak presiden dan para
menteri, melebihi 2 juta muslimin muslimat yang datang dari segala
penjuru, dan kebetulan trailer itu ada di handphone disaat beliau
me)lihat trailer itu beliau mengucapkan : “Laa ilaaha illallah, Ad Dzikr
‘azhiim, Ad Dzikr ‘azhim, Ad Dzikr ‘Azhim ( sungguh dzikir itu agung”,
namun bukan berarti tidak perlu beraktifitas, tidak perlu bekerja atau
sekolah dan lainnya, namun kita tetap dalam aktifitas kita masing-masing
dan tidak lupa berdzikir untuk mempertenang hati dan hati tidak akan
tenang jika permasalahan tidak selesai, berarti dzikir itu menyelesaikan
masalah kita karena dengan dzikir tenanglah hati kita. Dan diantara hal
yang disampaikan oleh beliau adalah tugas yang diberikan kepada saya
dan teman-teman seperjuangan untuk lebih giat lagi agar mempercepat
munculnya kedamaian di wilayah dan bangsa kita. Beberapa hari yang lalu
kita mendengar musibah yang menimpa negeri yang paling maju dalam bidang
elektronik, dimana musibah itu menghabiskan 50 kota, dan setelah
kejadian ini secara logika alat-alat elektronik akan merosot, maka
pasaran produk dari Indonesia dan negeri-negeri berkembang yang
terhambat atau terinjak selama ini akan mulai meningkat. Matahari
kemakmuran akan segera muncul insyaallah. Kita berdoa dan bermunajat
kepada Allah subhanahu wata’ala semoga mempercepat kemakmuran di wilayah
kita dan mengabulkan seluruh hajat kita, dan menghapus dosa-dosa kita,
Ya Allah jangan sisakan seluruh wajah ini kecuali Kau pastikan semua
kami wafat dalam Husnul Khatimah, jika akan datang kepada kami musibah
maka singkirkan seluruhnya...
Baitul Mustaghfirin
Ya Allah...Ya Rahman... Jadikanlah kami hamba-hamba MU yang sentiasa memohon keampunan dari MU...sentiasa mengingati MU di kala kami senang mahupun susah... Ya Allah..Ya Fattahu Ya A'lim.. Bukakanlah pintu-pintu hati kami agar sentiasa bertaubat memohon maghfirah Mu dan menjadi hamba Mu yang sentiasa bersyukur di atas segala nikmat MU yang melimpah ruah...amiiiin..
Jumaat, 1 Mac 2013
Rabu, 27 Februari 2013
~Suburkan Cintaku~
Suburkan Cintaku...
Ya Allah, dengan izinMu
Telah banyak yang aku lalui
Hingga pernah resah jiwa ini
Hingga pernah gelisah hati ini
Cinta dunia pernah merantai hati
Walau tidak pernah kuzahiri
Dalam sederap langkah perjalanan hidupku...
Jika dulu telah Engkau izinkan
Aku merasai kehangatan kasih dalam alpa
Jika dulu Engkau benarkan
Aku menikmati rindu adam kepada hawa
Jika dulu Engkau biarkan
Aku di dalam bahagia yang sementara
Cukuplah wahai tuhanku…
Kerana di sebalik semua itu
Aku pernah kehilangan cintaMu
Pernah gersang jiwaku
Pernah tandus imanku…
Derita itu merobek ketenanganku
Hatiku yang telah retak semakin retak
Solatku tiada lagi khusyuknya
Rukukku tiada lagi ikhlasnya
Sujudku bersama fikiran yang melayang entah ke mana
Tahajjudku sudah tiada serinya
Munajatku sudah hilang air matanya
Imanku longlai untuk berkata-kata…
Dan Ya Allah
Setelah semua itu aku lalui
Dengan penuh susah, jerih dan payah
Kugagahi jua langkah lemah ini
Berbekal harapan yang tidak pernah mati
Akhirnya kutemui cintaMu yang hakiki
Manisnya kurasai
Bahagia dan ketenangan abadi…
Bersama setiap sedutan nafas
Beriramalah tasbih, tahmid dan takbir
Hati ini bahagia dengan mengingatiMu
Hati ini derita bila melupaiMu
Engkaulah Kekasih dan cinta hatiku
Sekalipun tidak
Aku berasa kecewa kerana dikecewakan
Bahkan hati yang retak kembali pulih
Hati yang merana kembali damai
Hati yang sirna kembali menyinar…
Syukurku padaMu tuhan…
Atas segala kurniaan
Nikmat rasa cinta yang cuma sedikit padaMu ini,
Jangan Engkau lenyapkan,
Jangan Engkau kuburkan
Tapi, suburkanlah cintaku padaMu tuhan…
Biarkan hati ini
Terus mengharap, berpaut dan bergantung padaMu
Kurniakan kepadaku
Sekeping hati yang kuat
Agar ia terus hidup di dalam cahayaMu
Selamanya…
Telah banyak yang aku lalui
Hingga pernah resah jiwa ini
Hingga pernah gelisah hati ini
Cinta dunia pernah merantai hati
Walau tidak pernah kuzahiri
Dalam sederap langkah perjalanan hidupku...
Jika dulu telah Engkau izinkan
Aku merasai kehangatan kasih dalam alpa
Jika dulu Engkau benarkan
Aku menikmati rindu adam kepada hawa
Jika dulu Engkau biarkan
Aku di dalam bahagia yang sementara
Cukuplah wahai tuhanku…
Kerana di sebalik semua itu
Aku pernah kehilangan cintaMu
Pernah gersang jiwaku
Pernah tandus imanku…
Derita itu merobek ketenanganku
Hatiku yang telah retak semakin retak
Solatku tiada lagi khusyuknya
Rukukku tiada lagi ikhlasnya
Sujudku bersama fikiran yang melayang entah ke mana
Tahajjudku sudah tiada serinya
Munajatku sudah hilang air matanya
Imanku longlai untuk berkata-kata…
Dan Ya Allah
Setelah semua itu aku lalui
Dengan penuh susah, jerih dan payah
Kugagahi jua langkah lemah ini
Berbekal harapan yang tidak pernah mati
Akhirnya kutemui cintaMu yang hakiki
Manisnya kurasai
Bahagia dan ketenangan abadi…
Bersama setiap sedutan nafas
Beriramalah tasbih, tahmid dan takbir
Hati ini bahagia dengan mengingatiMu
Hati ini derita bila melupaiMu
Engkaulah Kekasih dan cinta hatiku
Sekalipun tidak
Aku berasa kecewa kerana dikecewakan
Bahkan hati yang retak kembali pulih
Hati yang merana kembali damai
Hati yang sirna kembali menyinar…
Syukurku padaMu tuhan…
Atas segala kurniaan
Nikmat rasa cinta yang cuma sedikit padaMu ini,
Jangan Engkau lenyapkan,
Jangan Engkau kuburkan
Tapi, suburkanlah cintaku padaMu tuhan…
Biarkan hati ini
Terus mengharap, berpaut dan bergantung padaMu
Kurniakan kepadaku
Sekeping hati yang kuat
Agar ia terus hidup di dalam cahayaMu
Selamanya…
#Muhasabah setelah pulang dari Al-Haramain#
>TErAmAt RinDuuu pada AL_HAramAiN<
Jumaat, 1 Februari 2013
"AKU HANYA INGIN PASANGAN YANG SEDERHANA"
"AKU HANYA INGIN PASANGAN YANG SEDERHANA"
Aku hanyalah wanita biasa.
Aku bukanlah wanita berparas cantik jelita.
Aku juga bukanlah wanita yang punya segalanya.
Aku hanyalah seorang wanita yang ingin pasangan sederhana.
Aku tidak ingin menilai setampan apa rupanya.
Aku tidak ingin menilai sebanyak apa hartanya.
Aku tidak ingin menilai setinggi apa kedudukannya.
Pasangan yang berlandaskan ketakwaan-NYA.
Pasangan yang mengharapkan Surga-NYA.
Pasangan yang akan membawa keberkahan dan keridhaan-Nya.
Aku berharap kelak di sebuah perbatasan waktu.
Aku dipertemukan dengan pasangan pilihan-Nya.
Seseorang yang hatinya terpaut kepada-Nya.
Seseorang yang mengikuti sunnah Rasul-Nya.
Seseorang yang berpedoman pada Kitab-Nya.
Seseorang yang akan ikhlas menerima segala kekuranganku.
Yang akan mampu membimbing hidupku.
Yang akan mampu mengisi dan melengkapi hari-hariku.
Yang akan menahkodai bahtera rumah tanggaku.
Yang mencintaiku tanpa menuntut kesempurnaan dariku.
Aku ingin menyayanginya secara sederhana.
Aku harap dia juga menyayangiku secara sederhana.
Sesederhana aku dalam mencintainya.
Biarlah saat ini aku menyemai cinta bersama-Nya.
Menyemai kerinduan akan wajah-Nya.
Sebelum aku dipertemukan dengannya.
Aku bermimpi untuk membangun Istana Indah.
Walaupun istana itu hanyalah pondok kecil yang terbuat dari bambu.
Berpagarkan ketulusan cinta dan kasih sayang.
Akan kujadikan pondokku sebagai Surga bagi Suami dan anakku.
Hanya satu keinginanku.
Yaitu ingin menjadi seorang Isteri Sholehah
Alhamdulillah I Am Muslim
Selasa, 9 Oktober 2012
BENTENG PERTAHANAN DIRI, KELUARGA DAN HARTA BENDA
Ada lima
jenis benteng pertahanan diri, keluarga dan harta
benda yang boleh diamalkan seperti berikut;
i.
Al-Muawwizat
ii.
Ayatul Kursi
iii.
Ayat 1 hingga 9 Surah Yaasin
iv.
Ayat Berkubu
v.
Ayat Penggerak
1.0 AL-MUAWWIZAT (PELINDUNG-PELINDUNG)
BACAAN
Al-Muawwizat iaitu;
1. Surah
Al-Ikhlas
2. Surah
Al-Falaq
3. Surah
An-Naas
|
CARA
1.
Lunjurkan kaki ke arah Qiblat
2.
Mengangkat dua tangan seperti
berdoa
3.
Baca ayat-ayat Muawwizat sehingga selesai (tidak termasuk membaca Surah Al-Fatihah)
4.
Tarik nafas kemudian tiup pada tapak
tangan sehingga habis nafas
5.
Tarik sikit nafas kemudian
tahan nafas sambil menyapu tapak tangan keseluruh
anggota badan yang boleh dicapai kecuali
anggota sulit.
6.
Lakukan sekali sebelum tidur & selepas solat subuh setiap
hari
2.0 AYATUL KURSI
BACAAN
|
Terjemahan;
Allah, tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya
apa yang di
langit dan di bumi. Tiada yang dapat
memberi syafaat di sisi Allah tanpa
izin-Nya. Allah mengetahui
apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui
apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit
dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha
Besar.
(Surah Al-Baqarah ayat 255)
CARA
1.
Baca Ayatul Kursi dengan 9 wakaf
2.
Untuk melindungi diri sendiri: selepas baca ayatul kursi
tiup disekeliling mengikut pergerakan tawaf kaabah, dengan
niat melindung diri.
3.
Untuk melindungi rumah: baca ayatul kursi
sambil berjalan mengelilingi rumah (mengikut pergerakan seperti tawaf kaabah).
Berjalan sama
ada didalam atau diluar rumah.
3.0 AYAT 1 HINGGA 9 DALAM SURAH YAASIN
BACAAN
|
Terjemahan:
(1) Yaa Siin. (2) Demi Al Qur'an yang penuh hikmah, (3) sesungguhnya kamu salah seorang dari
rasul-rasul, (4) (yang berada)
di atas jalan
yang lurus, (5) (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha
Penyayang, (6) agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi
peringatan, karena itu mereka lalai.(7) Sesungguhnya telah pasti berlaku
perkataan (ketentuan Allah)
terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.
(8) Sesungguhnya Kami telah memasang
belenggu di leher mereka, lalu
tangan mereka (diangkat) ke dagu,
maka karena itu mereka tertengadah.
(9) Dan Kami adakan
di hadapan mereka dinding dan di belakang
mereka dinding (pula), dan Kami tutup
(mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.
CARA
1.
Untuk memegar diri, keluarga
dan harta benda
2.
Berdiri disatu penjuru rumah (katakan dihadapan rumah sebelah kanan) sambil menghadap penjuru rumah satu
lagi iaitu dikiri rumah. Baca surah Al-fatihah diikuti Surah Yaasin
ayat 1~9. Sambil baca, sambil berjalan
menuju kepenjuru rumah satu lagi.
(Ikut arah Tawaf Kaabah). Baca kombinasi ini di
setiap penjuru iaitu sampai bertemu
penjuru yang mula-mula. Jumlahnya 4 kali. Akhir sekali baca kombinasi
ini sambil mengisyarat mendinding keseluruhan bumbung rumah.
4.0 AYAT BERKUBU
BACAAN
|
Aku berlindung
dengan Allah daripada syaitan yang direjam. Aku berkubu dengan
kubu Tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah dan nabi Muhamad RasululLah.
CARA
1.
Berdiri menghadap kiblat (ke arah barat).
Baca ayat ini kemudian tiup sehingga
habis nafas ke hadapan sambil
menoleh kanan ke kiri.
2.
Pusing ke arah kiri
(sekarang berdiri ke arah selatan),
Baca ayat ini kemudian tiup sehingga
habis nafas ke hadapan sambil
menoleh kanan ke kiri.
3.
Lakukan perkara yang sama untuk arah timur
dan utara
4.
Berpaling semula ke arah
kiblat, baca lagi kemudian tiup
kebawah sehingga habis nafas. Baca lagi kemudian tiup
kearah atas sehingga habis nafas
5.
Akhir sekali (bacaan yang ke-7), baca ayat ini
kemudian tarik nafas dan tahan
nafas seberapa lama yang boleh kemudian hembus.
5.0 AYAT PENGERAK
BACAAN
|
Dengan nama Allah, yang tidak memberikan mudarat sesuatu dibumi juga dilangit
dan Dia maha
mendengar lagi maha mengetahui.
CARA
1.
Bila hendak pergi kesesuatu
tempat yang berisiko atau merbahaya, atau bermusafir atau balik kampung
atau hendak membuat sesuatu perkerjaan yang berisiko atau pulang kerumah
daripada melakukan sesuatu perkerjaan yang berisiko, maka baca ayat ini
tujuh kali.
2.
Jika bacaan tersekat-sekat atau ada gangguan
ketika membaca ayat ini, berehat
dahulu. Setelah berehat baca lagi
sehingga tujuh kali bacaan lancar baru
teruskan perjalanan atau perkerjaan tersebut.
Jumaat, 18 Mei 2012
Ukhwah & Tarbiyah
Maafkan saya kak, saya dah tak mampu nak join kawan-kawan lain, ikut program lagi. Saya nak…’ Alya mengeluh panjang dan berat, sambil menahan gejolak hatinya yang kencang. Berat sekali untuk meneruskan kata-kata yang hendak ia ucapkan buat murabbinya. Tapi di waktu lain, dia benar-benar merasakan dia tak mampu untuk bersama-sama dengan jemaah dakwah yang ia sertai selama ini.
Fikiran Alya menerawang jauh mengenangkan detik-detik awal dia memasuki dunia dakwah. Alya akui bahawa tarbiyahnya yang selama ini dia ikuti memberi impak yang sangat besar kepada pembentukan peribadinya. Dia mampu mengenakan busana muslimah secara sempurna kerana tarbiyahnya dan dia juga temukan keindahan ukhuwah dengan tarbiyah, bahkan dia mampu ‘bekerja’ sekarang kerana tarbiyah.
Tapi saat ini, keindahan ukhuwah yang dulu pernah dia rasakan terasa begitu hambar. Kemesraan dan kecintaan yang dibina bersama teman-teman sehalaqah sudah mula memudar. Alya merasakan teman-temannya terlalu cepat berjalan dan dia tertinggal jauh. Mereka begitu sibuk dengan amanah dakwah masing-masing, sementara pada waktu yang sama dia berasa tenggelam, malas dan letih dengan semua itu. Dia pun tak tau mengapa. Dia ingin teman-temannya mengerti kelemahan jiwanya dan membantunya keluar daripada jeratan-jeratan maksiat yang menjadi asbab kepada kemunduran semangatnya.
Namun ketika mahu dia luahkan pada mereka, dia lantas berasa sangat malu. Teman-temannya asyik membincangkan masalah dakwah bersama murabbinya sehingga Alya tak sampai untuk mengucapkannya.
‘ Ala .. masalah kecik je, diorang mesti rasa buang masa je untuk cerita’ Begitu fikirnya. Akhirnya dia tenggelam keseorangan menelan permasalahannya sehinggalah dia mencari teman-teman di luar komuniti dakwahnya untuk sekadar melabuhkan masalah di hati.
Fenomena di atas bukanlah sesuautu yang mustahil dalam putaran dakwah. Jatuh bangunnya aktivis dakwah dalam meniti jalan ini, fenomena futurnya iman serta berguguran jundi-jundi dakwah adalah biasa dalam perjuangan ini. Itu adalah sunnatullah. ‘Imanu Yazid way an quz- Iman itu naik dan turun’.
Akan tetapi yang patut disesalkan adalah ketika berjatuhannya aktivis dakwah ini bukan kerana mereka tidak mahu bangun dan kembali bersama dakwah, tetapi kerana orang-orang yang disekelilingnya tidak mahu membantunya bangkit semula bahkan tidak peduli sama sekali kalau saudaranya sedang terjatuh. Inilah yang patut direnungi bersama.
Kisah Alya adalah satu contoh. Kadang-kadang seorang murabbi itu merasakan bahawa anak-anak buahnya sangat bagus sekali, mendengar pengisian dengan teliti dan bersemangat, mencatat nota dengan rapi, kemudian pulang ke rumah masing-masing dengan aman. Tiada masalah. Padahal di sebalik penampilan yang bagus di hadapan murabbinya, ada jurang kemaksiatan yang dilakukan tanpa pengetahunnya. Anak buah seterusnya mahu mengundur diri dan merasa diri tidak standing dengan teman-teman halaqahnya.
Kuncinya adalah berterus-terang
Mutu sesebuah halaqah itu sangat bergantung kuat pada kualiti dialog yang dibina di dalam halaqah itu. Tidak mungkin dialog-dialog itu mampu berlaku dengan bestnya jika tidak adanya keterbukaan pada jiwa individu(afrod) yang ada didalam halaqah tersebut. Keterbukaan di sini adalah berterus terang dalam menyampaikan segala permasalahan walaupun sekecil manapun masalah itu. Jangan memandang enteng sesuatu masalah itu jika itu memang memerlukan penyelesaian.
Bagi seorang murabbi tidak sebolehnya terlalu mempercayai bahawa ia telah memberikan banyak bahan dan terlalu yakin bahawa mad’unya telah menjadi kader-kader yang tidak mungkin jatuh tatkala ketika tersadung batu ujian.
Lihat sahaja kisah terbukaan Kaab bin Malik di perang Tabuk pada Rasulullah. Panglima besar Islam itu tidak mahu berperang hanya kerana malas! Namun dia bersimpuh di hadapan Rasulullah sambil berkata, ‘wahai Rasulullah, andai aku berhadapan dengan selain engkau, aku yakin aku dapat mencari alasan, namun aku khuatir Allah akan membuatmu marah padaku dengan mengungkapkan kedustaan itu melalui wahyu…”
Apa yang ditonjolkan Kaab sudah cukup menjadi renungan kite semua akan erti keterbukaan, berterus terang dan kejujuran. Di sanalah kuncinya.Ketika seorang mad’u berterus terang akan kesalahannya, makan akan legalah hati, walaupun mungkin ianya memalukan. Di saat itulah motivasi rohani dari murabbi dan nasihat teman-teman harus segera diberikan untuk mengupgradekan langkah-langkah yang sudah tertinggal.
Eratkan kembali ukhuwah
Satu lagi perkara yang berperanan besar dalam menjaga stamina ruhiyah seorang afrod (individu) dalam tarbiyah adalah ukhuwah. Kadang-kadang kerana kesibukan yang mencengkam, hak-hak ukhuwah yang seharusnya kita berikan kepada saudara kita menjadi terabai. Maka wajarlah bila kita rasakan sewaktu berprogram, pertemuan rutin menjadi kering tanpa makna. Kosong. Perkara sebegini haruslah diatasi. Sesibuk manapun aktiviti kita, hak-hak ukhuwah harus tetap kita berikan. Berwajah cerah ketika bertemu, saling berziarah sehingga kita tahu keadaan keluarganya, masalah yang sedang dihadapinya serta keadaan imannya. Cari masa untuk bermalam bersamanya agar dapat bertukar cerita sehingga kita boleh berempati ( empathy ) terhadap permasalahan saudara kita. Saling nasihat menasihati baik diminta ataupun tidak, saling bertukar-tukar hadiah dan saling mendoakan doa rabithah. Andai kesemua hak-hak ukhuwah tersebut kita tunaikan, akan menjadi tipislah kemungkinan untuk bergugurannya sahabat-sahabat kita di jalan dakwah, insyaAllah.
Akhirnya saudaraku, tarbiyah itu unik. Di situ bukan sahaja sekadar perpindahan( transfer) ilmu dan bahan, tetapi adalah proses bagi setiap individu di dalamnya untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Dan lebih dari itu, langkah-langkah ke arah menjadi lebih baik itulah yang menjadikan kita mengerti akan hakikat hidup berjemaah. Tarbiyah bukanlah segalan-galanya, namun segalanya-galanya bermula dari tarbiyah.
Wasiat Nabi Untuk Wanita
Saidatina Aisyah r.a. meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda ,
“Hai Aisyah, aku berwasiat kepada engkau. Hendaklah engkau sentiasa
mengingati wasiatku ini. Sesungguhnya engkau akan sentiasa di dalam
kebajikan selama engkau mengingati wasiatku ini.”
Intisari wasiat Rasulullah s.a.w. tersebut dirumuskan seperti berikut. Hai Aisyah, peliharalah diri engkau. Ketahuilah bahawa sebahagaian besar daripada kaum engkau (kaum wanita) adalah menjadi kayu api di dalam neraka. Antara sebab-sebabnya ialah kerana mereka itu:
Tidak dapat menahan sabar dalam menghadapai kesakitan (kesusahan). Apabila dibalakan, mereka tidak bersabar.
Tidak memuji Allah s.w.t. di atas kemurahan Nya (mensyukuri nikmat), atau dalam erti kata lain mengkufuri nikmat.
Membanyakkan kata-kata yang sia-sia. Wahai Aisyah, ketahuilah bahawa:
Intisari wasiat Rasulullah s.a.w. tersebut dirumuskan seperti berikut. Hai Aisyah, peliharalah diri engkau. Ketahuilah bahawa sebahagaian besar daripada kaum engkau (kaum wanita) adalah menjadi kayu api di dalam neraka. Antara sebab-sebabnya ialah kerana mereka itu:
Tidak dapat menahan sabar dalam menghadapai kesakitan (kesusahan). Apabila dibalakan, mereka tidak bersabar.
Tidak memuji Allah s.w.t. di atas kemurahan Nya (mensyukuri nikmat), atau dalam erti kata lain mengkufuri nikmat.
Membanyakkan kata-kata yang sia-sia. Wahai Aisyah, ketahuilah bahawa:
- Wanita yang menidak-nidakkan kebajikan (kebaikan) yang diberikan oleh suaminya akan digugurkan oleh Allah Taala akan amalannya.
- Wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya, maka pada hari kiamat, Allah menjadikan lidahnya 70 hasta dan dibelitkan di tengkuknya.
- Isteri yang memandang jahat (menuduh atau menaruh sangkaan buruk terhadap suaminya), Allah akan menghapuskan muka dan tubuhya pada hari kiamat.
- Isteri yang tidak memenuhi kemahuan suaminya (yang halal/harus) di tempat tidur atau menyusahkan urusan ini atau mengkhianati suaminya, akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dengan muka yang hitam, matanya kelabu, ubun-ubunnya terikat kepada dua kakinya di dalam neraka.
- Wanita yang mengerjakan sembahyang dan berdoa untuk dirinya tetapi tidak untuk suaminya, akan dipukul mukanya dengan sembahyangnya.
- Wanita yang dikenakan bala ke atasnya lalu dia menampar-nampar mukanya atau mencarik-carikkan pakaiannya, dia akan dimasukkan ke dalam neraka bersama dengan isteri Nabi Nuh dan isteri Nabi Luth dan tiada harapan mendapat kebajikan syafaat dari sesiapa pun.
- Wanita yang berzina akan diderakan dia di hadapan segala makhluk di hadapan neraka pada hari kiamat dan tiap-tiap perbuatan zina dengan 80 cemeti daripada api.
- Isteri yang mengandung itu adalah baginya pahala seperti berpuasa pada siang harinya dan mengerjakan qiamullail pada malamnya serta pahala berjuang fisabilillah.
- Isteri yang bersalin, bagi tiap-tiap kesakitan yang dideritainya diganjari pahala memerdekakan seorang sahaya. Demikian juga pahalanya setiap kali menyusukan anaknya.
- Wanita apabila bersuami dan bersabar daripada menyakiti suaminya, maka samalah dengan titik-titik darah dalam perjuangan fisabilillah. Dialah antara wanita-wanita yang qanitat (banyak beribadat kepada Allah s.w.t.)
Langgan:
Catatan (Atom)